anak-anak indigo di indonesia(kisah)
Anak Indigo di Indonesia
Di Indonesia pun anak indigo telah dikenali keberadaannya, karena jumlahnya yang masih sedikit sehingga belum ada sekolah khusus untuk anak-anak indigo di Indonesia. Berikut ini adalah kisah-kisah anak-anak Indigo di Indonesia:
1. Descka Putri Anastasya
Gadis kecil yang akrab dipanggil Tasya ini memiliki tanggal lahir yang unik, yakni 02-02-2002, atau 2 Februari 2002. Sejak lahir Tasya memiliki sifat yang lain daripada anak seusianya. Pada umur 3 bulan ia sudah memegang sendiri botol susunya, giginya tumbuh menjelang usia 5 bulan, dan pada usia 8 bulan Tasya sudah mulai bicara.
Seringkali Tasya berbicara sendiri seolah-olah memiliki lawan bicara. Kadang lawan bicaranya adalah figur yang menyeramkan. Suatu kali Tasya mengaku bertemu dengan seseorang yang mukanya berlumuran darah, ia seringkali melihat sosok yang tak bisa dilihat orang sekitarnya, misalnya orang bertapa di dekat jalan tol.
Kedua orangtua Tasya menyadari bahwa ia memiliki kelebihan setelah Tasya mengaku melihat kakeknya hadir dalam pesta ulang tahun ibunya, padahal saat itu kakek Tasya sudah meninggal. Selain itu Tasya bisa mengetahui saat neneknya yang tinggal ditempat lain jatuh sakit
2. Irvanda Dzulkarahman (Ipang)
Irvanda alias Ipang dikenal suka berbicara sendiri dengan orang-orang yang tidak tampak. Yang menakutkan, ia selalu minta pintu dan jendela untuk dibuka agar "teman-temannya" bisa masuk. Sebagai anak kecil, Ipang bersikap dan bicara layaknya orang dewasa, seringkali ia menasihati orangtuanya. Dalam hal pergaulan ia mengaku malas berteman dengan anak kecil, Ipang malah lebih suka bersama-sama orang dewasa. Ipang tergolong sangat cerdas, saking cepatnya menerima pelajaran, ia kerap merasa jemu dengan 'pelajaran anak kecil'. Ipang memiliki kemampuan menebak sesuatu dengan keakuratan yang tinggi. Bahkan saat di mall, ia langsung bisa mengenali seorang laki-laki sebagai copet dan mengejarnya.
3. Ario Handyojati (Jati)
Anak-anak indigo seringkali dikaitkan dengan keyakinan reinkarnasi. Ario Handyojati adalah salah satunya, anak indigo berusia 12 tahun ini mengaki sebelum lahir kembali adalah seorang prajurit perang Cina. Meskipun tak pernah diajari, Jati mampu menulis aksara Cina Kuno. Jati bisa tahu lebih dahulu saat neneknya akan meninggal. Sehari-hari Jati melihat mahkluk halus disekitarnya. Ia mengatakan bahwa kebanyakan dari mereka berwajah menakutkan seperti halnya yang ada di film The Sixth Sense. Jati adalah anak yang cerdas dan memiliki IQ 127.
4. Vincent Liong
Vincent Liong adalah mahasiswa fakultas psikologi sebuah universitas swasta. Ia mengaku tak suka disebut sebagai anak Indigo. Di acara Kick Andy, mahasiswa cerdas ini menguraikan rumus temuannya yang dinamakan Dekon Kompatologi. Sebuah rumus yang mengurai elemen-elemen tubuh manusia yang kemudian didekonstruksi. Gunanya untuk menyembuhkan penyakit dan membuat kualitas hidup lebih baik. Mengenai Vincent Liong, saya menemukan banyak orang yang kontra dengan dirinya, baik berkenaan dengan teorinya, atau sikap pribadinya, malah ada yang menyatakan bahwa cepat atau lambat Vincent akan masuk RSJ. Dari beberapa milis, disebutkan bahwa beberapa klien Vincent mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan karena berurusan dengan Vincent dan kompatiologinya. Entah benar atau tidak, tapi saya sendiri jujur saja sukar memahami tulisan-tulisan Vincent, bahkan dalam bahasa sehari-hari sekalipun. Sedikit yang saya tangkap, ia cukup vulgar dalam menggunakan kata-kata.
Cara Mengetahui Anak Indigo
Untuk mengetahui seorang anak indigo atau tidak, perlu diadakan pemeriksaan. Salah satu caranya adalah melalui foto aura. Lima jari anak yang diduga indigo dipasang sensor/scanner yang dihubungkan dengan komputer. Di komputer tersebut akan tampak apakah auranya tergolong aktif atau tidak.
Jika tampilan cakra di dahi berwarna nila/indigo dan kelihatan aktif (seperti bergerak-gerak) dan warna disampingnya dominan nila, maka anak itu positif indigo. Cara lainnya adalah dengan melakukan wawancara psikologi terhadap si anak.
Di Indonesia pun anak indigo telah dikenali keberadaannya, karena jumlahnya yang masih sedikit sehingga belum ada sekolah khusus untuk anak-anak indigo di Indonesia. Berikut ini adalah kisah-kisah anak-anak Indigo di Indonesia:
1. Descka Putri Anastasya
Gadis kecil yang akrab dipanggil Tasya ini memiliki tanggal lahir yang unik, yakni 02-02-2002, atau 2 Februari 2002. Sejak lahir Tasya memiliki sifat yang lain daripada anak seusianya. Pada umur 3 bulan ia sudah memegang sendiri botol susunya, giginya tumbuh menjelang usia 5 bulan, dan pada usia 8 bulan Tasya sudah mulai bicara.
Seringkali Tasya berbicara sendiri seolah-olah memiliki lawan bicara. Kadang lawan bicaranya adalah figur yang menyeramkan. Suatu kali Tasya mengaku bertemu dengan seseorang yang mukanya berlumuran darah, ia seringkali melihat sosok yang tak bisa dilihat orang sekitarnya, misalnya orang bertapa di dekat jalan tol.
Kedua orangtua Tasya menyadari bahwa ia memiliki kelebihan setelah Tasya mengaku melihat kakeknya hadir dalam pesta ulang tahun ibunya, padahal saat itu kakek Tasya sudah meninggal. Selain itu Tasya bisa mengetahui saat neneknya yang tinggal ditempat lain jatuh sakit
2. Irvanda Dzulkarahman (Ipang)
Irvanda alias Ipang dikenal suka berbicara sendiri dengan orang-orang yang tidak tampak. Yang menakutkan, ia selalu minta pintu dan jendela untuk dibuka agar "teman-temannya" bisa masuk. Sebagai anak kecil, Ipang bersikap dan bicara layaknya orang dewasa, seringkali ia menasihati orangtuanya. Dalam hal pergaulan ia mengaku malas berteman dengan anak kecil, Ipang malah lebih suka bersama-sama orang dewasa. Ipang tergolong sangat cerdas, saking cepatnya menerima pelajaran, ia kerap merasa jemu dengan 'pelajaran anak kecil'. Ipang memiliki kemampuan menebak sesuatu dengan keakuratan yang tinggi. Bahkan saat di mall, ia langsung bisa mengenali seorang laki-laki sebagai copet dan mengejarnya.
3. Ario Handyojati (Jati)
Anak-anak indigo seringkali dikaitkan dengan keyakinan reinkarnasi. Ario Handyojati adalah salah satunya, anak indigo berusia 12 tahun ini mengaki sebelum lahir kembali adalah seorang prajurit perang Cina. Meskipun tak pernah diajari, Jati mampu menulis aksara Cina Kuno. Jati bisa tahu lebih dahulu saat neneknya akan meninggal. Sehari-hari Jati melihat mahkluk halus disekitarnya. Ia mengatakan bahwa kebanyakan dari mereka berwajah menakutkan seperti halnya yang ada di film The Sixth Sense. Jati adalah anak yang cerdas dan memiliki IQ 127.
4. Vincent Liong
Vincent Liong adalah mahasiswa fakultas psikologi sebuah universitas swasta. Ia mengaku tak suka disebut sebagai anak Indigo. Di acara Kick Andy, mahasiswa cerdas ini menguraikan rumus temuannya yang dinamakan Dekon Kompatologi. Sebuah rumus yang mengurai elemen-elemen tubuh manusia yang kemudian didekonstruksi. Gunanya untuk menyembuhkan penyakit dan membuat kualitas hidup lebih baik. Mengenai Vincent Liong, saya menemukan banyak orang yang kontra dengan dirinya, baik berkenaan dengan teorinya, atau sikap pribadinya, malah ada yang menyatakan bahwa cepat atau lambat Vincent akan masuk RSJ. Dari beberapa milis, disebutkan bahwa beberapa klien Vincent mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan karena berurusan dengan Vincent dan kompatiologinya. Entah benar atau tidak, tapi saya sendiri jujur saja sukar memahami tulisan-tulisan Vincent, bahkan dalam bahasa sehari-hari sekalipun. Sedikit yang saya tangkap, ia cukup vulgar dalam menggunakan kata-kata.
Cara Mengetahui Anak Indigo
Untuk mengetahui seorang anak indigo atau tidak, perlu diadakan pemeriksaan. Salah satu caranya adalah melalui foto aura. Lima jari anak yang diduga indigo dipasang sensor/scanner yang dihubungkan dengan komputer. Di komputer tersebut akan tampak apakah auranya tergolong aktif atau tidak.
Jika tampilan cakra di dahi berwarna nila/indigo dan kelihatan aktif (seperti bergerak-gerak) dan warna disampingnya dominan nila, maka anak itu positif indigo. Cara lainnya adalah dengan melakukan wawancara psikologi terhadap si anak.
Komentar